Assaalam,
Hola ganbro n sisbro semua, bagaimana kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu dan rahmat tuhan selalu menyertai kita semua, dan kita bisa selalu mensyukuri kenikmatan dari tuhan sekecil apapun yang tuhan berikan.
Kali ini adalah bahasan lanjutan dari tulisan gue yang sebelumnya yang ngebahas tentang hedonisme, buat ganbro n sisbro yang belum baca mungkin bisa baca dulu disini. Karena ini bisa dibilang lanjutan dari tulisan tersebut, dan mungkin akan gue lanjutkan lagi besok dengan tema yang sama, dan berhubung ini hari jumat, inshaAllah akan coba kita sambungkan melalui kacamata islam, tapi berhubung ilmu gue yang terbatas dan masih dalam proses pembelajaran dan terlebih gue bukan ustad (lol), kalo ada yang salah mohon dikritik ya ganbro n sisbro semua :)
Seperti yang udah kita ketahui bersama, hedonisme adalah salah satu pandangan dan mungkin sekarang ini merupakan salah satu alternatif gaya hidup dimana pelakunya hanya mengejar kesenangan duniawi semata, tujuan hidupnya hanyalah kesenangan aja, point nya disini bedakan ya antara kesenangan dan kebahagiaan. Hedonisme sendiri mungkin awalnya dimaksudkan untuk mencari kebahagiaan, namun dalam perjalanannya berubah menjadi sebuah gaya hidup, dimana menitikberatkan hanya pada kesenangan, hura-hura, pesta, dan sebagainya. Dan secara sadar atau engga hedonisme dewasa ini berkorelasi kuat dengan yang namanya pemborosan, membelanjakan uang dengan tujuan hanya untuk memenuhi kesenangan hati (re: nafsu) semata , tanpa melihat perspektif lain seperti nilai guna,azas manfaat dan lain sebagainya.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]
Tuh, Allah SWT aja udah ngasih tau kan bahwa para pemboros itu sodaranya setan, emang ganbro n sisbro mau sodaraan sama setan? gue sih ogah ya haha. Berawal dari keinginan untuk senang-senang (hedon), kita akan menjadi boros cepet atau lambat, dan akhirnya ketika pengeluaran lebih besar dari pendapatan banggg, imagine it!!
”Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” [At
Takatsuur:1]
Yap hal ini sudah diingatkan pula oleh Allah SWT bahwa hidup bermegah-megahan, kalo bahasa sekarang ya ngehedon akan melalaikan kita. Well coba nih diilustrasikan, ketika kita biasa hidup hedon dan bermegah-megahan, akhirnya biasanya cepat atau lambat akan timbul sifat sombong, kita akan merasa lebih tinggi derajatnya dari orang lain, yang akhirnya hanya mau bergaul dengan golonga-golongan tertentu yang biasanya yang dianggap sederajat dengan dirinya, lalu hati nya akan mati dan tidak peka dengan orang-orang kekurangan yang membutuhkan pertolongan, mereka hanya sibuk berlomba-lomba mengejar kekayaan demi menyokong gaya hidup hedon nya, sehingga seringkali kebablasan tanpa melihat yang mana yang hak dan yang mana yang bukan haknya, imbasnya kita hanya akan memikirkan dunia saja, dan lalai terhadap perintah Allah SWT.
Rasulullah SAW berkata: ”Demi Allah,
bukan kefakiran yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku
khawatirkan adalah jika kekayaan dunia dilimpahkan kepada kalian sebagaimana
telah dilimpahkan kepada orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian akan
berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya
dunia itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka.” (Shahih Muslim
No.5261)
Begitu takutnya Rasulullah terhadap kekayaan dunia yang dilimpahkan kepada kaumnya, Rasul takut kekayaan dan nikmat dunia yang menyilaukan mata itu akhirnya akan menghancurkan umat islam, beliau takut kita, sebagai umatnya hanya akan berlomba-lomba mengejar kekayaan dunia, kenikmatan dunia, padahal kita pun sudah tau dunia ini hanyalah tempat persinggahan sementara, semua harta, kesenangan yang kita temui didunia ini hanyalah sebuah media Tuhan untuk menguji kita, layak ga sih kita ini untuk masuk surga nya Allah SWT??
Nah sebelum lanjut lebih jauh lagi, coba yuk disimak kisah dibawah ini ya ganbro n sisbro..
Kisah Umar ra: Aku (Umar) lalu segera masuk menemui Rasulullah saw. yang
sedang berbaring di atas sebuah tikar. Aku duduk di dekatnya lalu beliau
menurunkan kain sarungnya dan tidak ada sesuatu lain yang menutupi beliau
selain kain itu. Terlihatlah tikar telah meninggalkan bekas di tubuh beliau.
Kemudian aku melayangkan pandangan ke sekitar kamar beliau. Tiba-tiba aku
melihat segenggam gandum kira-kira seberat satu sha‘ dan daun penyamak kulit di
salah satu sudut kamar serta sehelai kulit binatang yang belum sempurna
disamak. Seketika kedua mataku meneteskan air mata tanpa dapat kutahan.
Rasulullah bertanya: Apakah yang membuatmu menangis, wahai putra Khathab? Aku
menjawab: Wahai Rasulullah, bagaimana aku tidak menangis, tikar itu telah
membekas di pinggangmu dan tempat ini aku tidak melihat yang lain dari apa yang
telah aku lihat. Sementara kaisar (raja Romawi) dan kisra (raja Persia)
bergelimang buah-buahan dan sungai-sungai sedangkan engkau adalah utusan Allah
dan hamba pilihan-Nya hanya berada dalam sebuah kamar pengasingan seperti ini.
Rasulullah saw. lalu bersabda: Wahai putra Khathab, apakah kamu tidak rela,
jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka? [Muslim].
Dari kisah diatas kita dapat lihat betapa sederhananya pola hidup yang diterapkan Rasulullah SAW, bukan nya beliau miskin atau hidup kekurangan, jika beliau mau apa saja pasti bisa didapatkannya karena beliau adalah seorang pemimpin yang besar. Namun beliau lebih memilih untuk hidup dalam kesederhanaan, karena beliau takut jika hidup bermewah-mewahan maka umatnya akan mencontohnya dan melupakan bahwa hakikat hidup didunia ini adalah mencari ridha Allah SWT, beliau sadar potensi hidup bermegah-megahan akan membuat kita lalai dan lupa akan tujuan hidup yang sesungguhnya, hidup kekal di surga nya Allah SWT.
Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan
adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. (Al- Furqon:67).
Idealnya menurut Allah SWT hidup itu harusnya seperti ayat diatas, tidak berlebihan, dan tidak pula kekurangan, pas ditengah. Islam menganjurkan kehidupan yang sederhana tidak bermewah-mewahan, namun tidak mengajarkan kita sebagai umatnya untuk hidup susah dan hidup miskin, apalagi hidup malas!!! Allah SWT udah bilang kok, rizki kita semua udah diatur dan tercukupi, carilah rizki yang udah diberikan Tuhan diseluruh penjuru dunia, bukan bermalas-malasan dan mengharapkan easy money, karena hasil ga akan berkhianat terhadap usaha yang sudah dilakukan. Justru Allah mengajarkan kita untuk hidup berkecukupan dengan cara usaha dan doa, dengan harapan kita yang diberi kelebihan rizki oleh Allah SWT dapat membantu saudara-saudara kita yang masih mengalami kekurangan, bukannya bersenang-senang hidup hedon, pamer sana-sini, dan melupakan bahwa yang kita miliki ini hanyalah titipan Tuhan. Bukankah lebih baik bagi kita yang berlebih daripada menghabiskan harta untuk gaya hidup hedon, akan jauh lebih bermanfaat membantu mereka yang butuh bantuan??
Nah sekian dulu yang bisa gue sampaikan buat ganbro n sisbro semua, inshaAllah besok gue akan lanjut bahas ini lagi tapi dari kacamata yang berbeda, semoga menjadi pembelajaran buat gue pribadi dan ganbro n sisbro semua yang udah nyempatin waktunya buat baca tulisan ini, dan terakhir semoga menginspirasi kita semua :)
terimakasih banyak, sederhana emang lebih indah sob
ReplyDeleteyap gan, semoga menginspirasi :)
Delete