Assalam ganbro dan sisbro semua,
Waktu nulis artikel ini, hujan sedang mengguyur bumi sebelah cikarang yang gersang, alhamdulilah jadi lebih sejuk cuacanya (hehe). Badewey denger-denger doa disaat hujan itu makbul loh ganbro dan sisbro. Entah kenapa saat ngeliat ke langit yang sedang pipis ini gue kepikiran betapa tuhan sayang banget ya sama bumi kita ini, dan gue tergelitik buat nulis tentang sang Bumi ini dan baru sempet di publish hari ini, yah hitung-hitung tribute buat Bumi yang sudah gue tempati dari lahir hingga mati nanti :)
Jadi intro dulu sedikit seperti biasa hehe, so Bumi yang kita pijak setiap harinya ini pasti punya asal-usulnya dong. Planet biru ini lah satu-satunya tempat manusia beranak-pinak, yah ga tau ya kedepannya kalo ilmu pngetahuan menemukan planet baru yang mirip kondisinya seperti bumi, mungkin bakal hijrah kesana umat manusia, mengingat bumi ini sudah sangat tua dan cukup ringkih. Yap Bumi kita ini, kalau menurut om wiki sih umurnya udah tua bingits ganbro dan sisbro,, yah sekitar 4.5 Milyar tahun kurang lebih mohon maaf. Coba bayangin apa aja yang udah dilewatin Si Bumi ini, mulai dari manusia yang mirip monyet (katanya), sampai dengan manusia sempurna dan sekarang manusia yang berotak monyet pun banyak (sorry no offense).
Dahulu kala, 4.5 Milyar yang lalu, dengan izin dan kuasa tuhan, lahirlah Bumi ke alam semesta nan luas ini. Lahir dari akresi dan nebula matahari. Dalam perjalanannya, sebagian besar permukaan Bumi meleleh karena vulkanisme ekstrem dan sering bertabrakan dengan benda angkasa lainnya. Nah sebuah tabrakan besar diduga menyebabkan kemiringan sumbu Bumi dan menciptakan kekasih Si Bumi yaitu Sang Bulan. Seiring berjalannya waktu, bumi yang tadinya panas membara perlahan mendingin dan membentuk kerak yang padat dan memungkinkan cairan tercipta di permukaannya. Katanya sih kehidupan pertama yang ada di Bumi itu muncul pertama kali antara 2.8 atau 2.5 miliar tahun yang lalu, dan fotosintesis muncul 2 miliar tahun yang lalu dimana fotosintesis ini memperkaya unsur oksigen di Bumi tercinta ini.
Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di Bumi sejak doi terbentuk. Mulai dari yang ukurannya kecil dan mikroskopis sampai akhirnya menjadi makhluk hidup multiseluler yang mulai lahir sekitar 580 juta tahun yang lalu. Organisme ini terus berkembang dan berevolusi menyesuaikan dengan bumi yang juga terus berevolusi, berubah menjadi bentuk yang baru yang lebih sempurna ataupun punah karena tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan Bumi.
Dan hingga detik ini sudah beratusjuta tahun bumi telah memberikan kehidupan untuk umat manusia, dari yang mirip monyet katanya sampai kita yang sudah seperti ini. Tak terhingga manfaat yang telah diberikan Bumi untuk kita sang khalifah di muka bumi. Ironisnya adalah kita yang butuh Bumi namun kita pula yang merusaknya. Efek rumah kaca, pencemaran lingkungan, penebangan hutan, dan masih banyak lagi yang ga bisa disebutkan saking banyaknya, dan cuma satu kata, mirisssss !!!
Gimana ga miris ganbro dan sisbro diluar sana,sadar ga sadar, kita atau mereka, secara langsung atau pun tidak langsung pasti merusak si pak tua Bumi ini. Dengan umurnya yang sudah sangat sangat tua seharusnya kita lebih menjaga bumi, bukan malah merusaknya demi kepentingan segelintir umat manusia. Kalau ga bisa secara langsung yah kita bisa kok mulai dari hal-hal kecil sebagai aksi nyata kepeduliaan kita terhadap pak Bumi, nah gimana tuh hal kecil yang dimaksud?
Yang mudah ya buang sampah pada tempatnya, miris ga sih kalian ngeliat sungai, kejauhan deh selokan atau parit disekitar rumah kalian jadi tempat pembuangan sampah? Giliran banjir aja baru deh pada ngomel, dicari deh kambing hitamnya, padahal tangan kita sendiri loh yang merusak. Bumi pun bisa juga marah karena kita ga menjaga dia, padahal kita udah diberikan tempat yang layak untuk hidup. Contoh kongkret kemarahan Bumi ini pada kita bisa kita lihat lah di sidoarjo sana, btw ada yang tinggal disana?
Yap tragedi lumpur lapindo, begitu biasa disebut, merupakan bentuk kemarahan Bumi pada kita. Kok bisa? Yaiyalah dengan kita dengan seenaknya mengeksploitasi Bumi ini yang kebanyakan hanya untuk segelintir orang bukan untuk kemaslahatan umat ya jadilah dengan izin sang Khalik si Bumi melampiaskan amarahnya. Lihat sendiri kan sampai sekarang Bumi di Sidoarjo sana masih belum puas nyemburin lumpurnya. Itu baru contoh kecil, belum lagi yang lainnya, yang saking banyaknya ga bisa kita sebutin satu-satu kerusakan yang kita buat di Bumi yang seharusnya kita cintai ini.
Terlepas dari itu semua, yuk mulai sekarang perbaiki cara kita memperlakukan Bumi, jangan cuma pacar aja yang disayang (lol), sayangi juga dong bumi, yang kalo kata lirik dari lagu Jamrud sih tempat kita makan,ee, dan segalanya (wkwk).
So mulailah dari hal kecil, ga perlu yang gede kok kalo emang ga sanggup, karena hal kecil yang dilakukan secara massive oleh banyak orang akan memberikan dampak yang besar. Biasakan membuang sampah pada tempatnya aja mungkin sudah sangat membantu, gue rasa hal kecil seperti ini jika kita lakukan bersama dampaknya akan sangat terasa. Emangnya kita ga malu ya hidup diantara sampah-sampah yang berserakan? Ingatlah kebersihan itu sebagian dari iman, kebersihan merupakan cerminan diri ganbro dan sisbro semua. Dari kita untuk Bumi, dari Bumi untuk kita :)
Dan hingga detik ini sudah beratusjuta tahun bumi telah memberikan kehidupan untuk umat manusia, dari yang mirip monyet katanya sampai kita yang sudah seperti ini. Tak terhingga manfaat yang telah diberikan Bumi untuk kita sang khalifah di muka bumi. Ironisnya adalah kita yang butuh Bumi namun kita pula yang merusaknya. Efek rumah kaca, pencemaran lingkungan, penebangan hutan, dan masih banyak lagi yang ga bisa disebutkan saking banyaknya, dan cuma satu kata, mirisssss !!!
Gimana ga miris ganbro dan sisbro diluar sana,sadar ga sadar, kita atau mereka, secara langsung atau pun tidak langsung pasti merusak si pak tua Bumi ini. Dengan umurnya yang sudah sangat sangat tua seharusnya kita lebih menjaga bumi, bukan malah merusaknya demi kepentingan segelintir umat manusia. Kalau ga bisa secara langsung yah kita bisa kok mulai dari hal-hal kecil sebagai aksi nyata kepeduliaan kita terhadap pak Bumi, nah gimana tuh hal kecil yang dimaksud?
Yang mudah ya buang sampah pada tempatnya, miris ga sih kalian ngeliat sungai, kejauhan deh selokan atau parit disekitar rumah kalian jadi tempat pembuangan sampah? Giliran banjir aja baru deh pada ngomel, dicari deh kambing hitamnya, padahal tangan kita sendiri loh yang merusak. Bumi pun bisa juga marah karena kita ga menjaga dia, padahal kita udah diberikan tempat yang layak untuk hidup. Contoh kongkret kemarahan Bumi ini pada kita bisa kita lihat lah di sidoarjo sana, btw ada yang tinggal disana?
Yap tragedi lumpur lapindo, begitu biasa disebut, merupakan bentuk kemarahan Bumi pada kita. Kok bisa? Yaiyalah dengan kita dengan seenaknya mengeksploitasi Bumi ini yang kebanyakan hanya untuk segelintir orang bukan untuk kemaslahatan umat ya jadilah dengan izin sang Khalik si Bumi melampiaskan amarahnya. Lihat sendiri kan sampai sekarang Bumi di Sidoarjo sana masih belum puas nyemburin lumpurnya. Itu baru contoh kecil, belum lagi yang lainnya, yang saking banyaknya ga bisa kita sebutin satu-satu kerusakan yang kita buat di Bumi yang seharusnya kita cintai ini.
Terlepas dari itu semua, yuk mulai sekarang perbaiki cara kita memperlakukan Bumi, jangan cuma pacar aja yang disayang (lol), sayangi juga dong bumi, yang kalo kata lirik dari lagu Jamrud sih tempat kita makan,ee, dan segalanya (wkwk).
So mulailah dari hal kecil, ga perlu yang gede kok kalo emang ga sanggup, karena hal kecil yang dilakukan secara massive oleh banyak orang akan memberikan dampak yang besar. Biasakan membuang sampah pada tempatnya aja mungkin sudah sangat membantu, gue rasa hal kecil seperti ini jika kita lakukan bersama dampaknya akan sangat terasa. Emangnya kita ga malu ya hidup diantara sampah-sampah yang berserakan? Ingatlah kebersihan itu sebagian dari iman, kebersihan merupakan cerminan diri ganbro dan sisbro semua. Dari kita untuk Bumi, dari Bumi untuk kita :)
0 Response to "Asal Mula Bumi, Sudahkah Anda Tahu?"
Post a Comment