Assaalam,
Hola ganbro n sisbro, akhirnya bisa ketemu lagi nih hehe. Yah sebetulnya tulisan ini niatnya pengen gue tulis senin kemarin, namun apadaya harus meeting ke Bank Indonesia, berasa kaya bos wkwkwk. Nah untuk bahasan di BI kemarin nanti bakal gue bahas deh disini, karena itu ilmu baru jadi gue mau pelajarin dulu baru deh gue share. Sebetulnya udah dari minggu kemarin pengen ngebahas ini karena lagi trending banget kayanya nih, semua stasiun tv ngeberitain ini, yap apalagi kalo bukan berita yang cukup miris buat kita yang masih punya hati, yap etnis rohingya yang teraniaya dan terusir dari Myanmar.
Seorang pakar politik dari Amerika kelahiran Palestina yang bernama Ramzy Baroud menyatakan "Rohingya saat ini sedang melalui episode paling garang dalam sejarah mereka, dan penderitaan mereka merupakan yang paling pedih dibandingkan berbagai masalah lain di dunia."
Mungkin banyak dari kita setuju dengan pendapat dari om Ramzy, hal ini sebetulnya merupakan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Myanmar, bagaimana bisa penduduk asli suatu tempat akhirnya malah terusir dari tanah kelahirannya sendiri, hampir mirip dengan warga Palestina yang terusir dari tanahnya sendiri, hanya bedanya warga Palestina masih terus berjuang hingga detik ini, sementara warga Rohingya sudah putus asa dan tidak sanggup menahan penyiksaan, genosida dan lainnya sehingga memutuskan pergi mencari secercah harapan untuk masa depan mereka. Disaat kejadian seperti ini mungkin kita harus mulai berpikir kemana suara para pejuang HAM? Ataukah suara-suara mereka tentang HAM itu hanyalah alat busuk menyebarkan propaganda mereka? Yah persetan dengan mereka yang selalu mengatasnamakan HAM demi kepentingan-kepentingan tertentu, kita sebagai manusia yang memiliki akal pikiran serta perasaan bagaimana bisa menolak membantu mereka yang tertindas yang membutuhkan bantuan kesana kemari dengan alasan-alasan yang klise dan berbau politis?
Hanya satu kata yang bisa menggambarkan, mirissss !!!
Bagaimana kita sebagai manusia yang katanya makhluk sosial dengan tega menolak permintaan tolong mereka yang terombang-ambing dilautan? Yah tanpa menyebut negara-negara mana saja yang menolak mengulurkan tangannya pastinya kita sudah tau bukan, beruntungnya masyarakat di Aceh sana masih memiliki hati nurani untuk memberikan bantuan walau banyak ditentang. Pasti banyak yang bertanya-tanya ada apa sih dengan orang-orang Rohingya ini? Kenapa mereka bisa seperti itu?Apa yang melatarbelakangi kejadian ini? Yah berdasarkan berbagai sumber gue akan coba kupas sedikit, so cekidotttt....
Etnis Rohingya ini berada dikawasan Burma yang sekarang lebih dikenal sebagai Myanmar, etnis ini berjumlah sekitar 1 sampai dengan 1.5 persen dari seluruh penduduk Myanmar yang berjumlah 90 jutaan orang, dan kebetulan etnis ini seluruhnya adalah muslim, jadi etnis Rohingya ini merupakan minoritas di negaranya yang mayoritasnya adalah beragama Budha, so kelihatan dong alasan menindas mereka, udah minoritas, islam pula, mungkin ini yang jadi penyebab barat tutup mata atas penindasan ini, semoga tuhan memberikan kesabaran dan kekuatan kepada etnis Rohingya.
Sudah agama yang minoritas, ditambah lagi perbedaan fisik yang cukup mencolok dari kebanyakan mayoritas orang Myanmar semakin menambah daftar alasan bagi mereka yang memang tidak suka terhadap etnis ini. Yang mudah terlihat adalah bentuk wajah etnis Rohingya ini yah kayak orang india pakistan, sementara orang Myanmar pada umumnya mirip dengan wajah orang bangkok, melayu kecina-cinaan gitu deh. Yah lebih tepatnya sih etnis Rohingya ini merupakan keturunan Bengali, lebih spesifiknya adalah sub etnis "Chittagonia" yang kebanyakan tinggal di Bangladesh bagian tenggara, nah sedangkan bangsa burma (Myanmar) sendiri berasal dari rumpun "Thai Kadal", Austroasiatik, atau Sino-Tibetan, yah simpelnya etnis rohingya ini sangat mencolok perbedaan fisiknya dengan mayoritas warga Myanmar.
Jika di Indonesia atau pun Malaysia, kita dapat hidup selaras dan berdampingan dengan etnis lainnya karena kita menyadari bahwa perbedaan itu indah . Kita dapat hidup saling menghargai yah walaupun kadang terdapat gesekan-gesekan tapi ga sampai menjadi besar sih, sementara di Myanmar sana, suku Rohingya sama sekali tidak diakui sebagai bagian dari Myanmar dah yak lihat apa yang terjadi sekarang dibantai, terasing dan diusir!!!
Semula Arakan (tempat tinggal etnis rohingya) bernama Rohang. Masyarakatnya disebut Rohingya. Pada 1430
Rohingya menjadi kesultanan Islam yang didirikan oleh Sultan Sulaiman Syah
dengan bantuan masyarakat Muslim di Bengal (sekarang Bangladesh). Kemudian nama
Rohingya diganti menjadi Arakan (bentuk jamak dari kata arab ‘rukun’ yang
berarti tiang/pokok) untuk menegaskan identitas keislaman mereka.
Islam mulai datang ke negeri Burma ini di mulai sejak awal hadirnya Islam,
yakni abad ke-7. Saat itu daerah Arakan telah banyak disinggahi oleh para
pedagang Arab. Arakan merupakan tempat terkenal bagi para pelaut Arab, Moor,
Turki, Moghuls, Asia Tengah, dan Bengal yang datang sebagai pedagang, prajurit,
dan ulama. Mereka melalui jalur darat dan laut.
Pendatang tersebut banyak yang tinggal di Arakan dan bercampur dengan
penduduk setempat. Percampuran suku tersebut terbentuk suku baru, yaitu suku
Rohingya. Oleh karena itu, Muslim Rohingya yang menetap di Arakan sudah ada
sejak abad ke-7. Para pedagang yang singgah di pantai pesisir Burma mulai menggunakan pesisir
pantai dari Negara Burma (Myanmar) sebagai pusat persinggahan dan juga dapat
dijadikan sebagai sebuah tempat reparasi kapal. Dapat diketahui bahwa Islam mulai masuk ke Burma di bawa oleh para pedagang
Muslim yang singgah di pesisir pantai Burma. Pada masa kekuasaan perdagangan
Muslim di Asia Tenggara mencapai puncaknya, hingga sekitar abad ke-17,
kota-kota di pesisir Burma, lewat koneksi kaum Muslim, masuk ke dalam jaringan
dagang kaum Muslim yang lebih luas.
Mereka tidak hanya aktif di bidang perdagangan,
melainkan juga dalam pembuatan dan perawatan kapal. Suatu ketika di abad ke-17
sebagian besar provinsi yang terletak di jalur perdagangan dari Mergui sampai
Ayutthaya praktis dipimpin oleh gubernur Muslim dengan para administrator
tingginya, yang juga Muslim.
Arakan, disinilah wilayah dimana mayoritas muslim Rohingya tinggal, bahkan mereka sudah ada bahkan sebelum negara Burma lahir saat diberi kemerdekaan oleh Inggris pada tahun 1948. Para sejarawan menyebutkan bahwa Islam masuk ke negri ini pada tahun 877 M pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid. Saat itu Daulah al-Khilafah menjadi negara terbesar di dunia selama beberapa abad. Kaum muslimin ini memerintah propinsi Arakan lebih dari tiga setengah abad antara tahun 1430 hingga tahun 1784 M. Penderitaan muslim disana mulai terjadi saat penjajah kerajaan Budha maupun kolonialis Inggris menjajah negri itu. Yah gue ga akan bahas apa yang terjadi selanjutnya hingga saat ini, bahkan president Myanmar Thein Sein pernah berkata "Rohingya are not our people and we
have no duty to protect them.’ Ia
menginginkan supaya etnis Rohingya dikelola oleh UNHCR saja atau ditampung
di negara ketiga yang mau menampungnya. Dia menyebut etnis Rohingya di
Arakan sebagai : a ‘threat to national security’.
Di Myanmar sana, rohingya adalah suku yang dianggap tidak ada, dah seharusnya memang tidak ada disana. Slogan populer di myanmar sana adalah "Arakan is for Rakhines. Arakan and
Buddhism are synonymous. There is no Rohingya in Arakan. Drive them out to
their country– Bangladesh”.
Mereka tidak punya teman, bahkan Bangladesh, negara tetangga terdekat dari Arakan, mereka menutup pintu dan mengirim pengungsi Rohingya kembali ke laut, begitu pun negara-negara terdekat lainnya mereka menutup mata dan seakan tidak peduli akan penderitaan sesama manusia, akhir zaman....
Krisis etnis Rohingya ini sejatinya adalah konflik antar etnis dan penyiksaan atas dasar SARA, mereka merupakan korban dari kejahatan dan pembantaian yang disponsori oleh negara mereka, Myanmar. Sebetulnya hukum internasional dan instrumen HAM internasional telah mengatur perlindungan terhadap kelompok minoritas dimanapun mereka berada tapi entah mengapa dalam kasus ini mereka seakan tidak ada, kemungkinan sih menurut pendapat gue ya karena faktor agama yang dianut oleh etnis Rohingya ini, yah sudah rahasia umum bukan hal-hal yang menguntungkan "mereka" pasti cepat ditanggapi, sedangkan yang seperti ini "mereka" menutup mata.
Yah semoga kedepannya dapat ditemukan solusi atas penderitaan etnis Rohingya ini, jangan jadikan alasan perbedaan agama untuk mengulurkan tangan kita terhadap sesama manusia, untuk kita-kita yang belum bisa membantu secara nyata, cukuplah doa kita semoga mereka menemukan pemecahan masalah yang menguntungkan semua pihak, karena perbedaan itu seharusnya bukan dijadikan alasan untuk berkonflik. Ga ada satupun baik etnis, suku, budaya, bahkan agama sekalipun yang lebih superior dibandingkan dengan yang lainnya, karena semua pasti punya kelebihannya masing-masing, perbedaan itu indah :)
Yah semoga kedepannya dapat ditemukan solusi atas penderitaan etnis Rohingya ini, jangan jadikan alasan perbedaan agama untuk mengulurkan tangan kita terhadap sesama manusia, untuk kita-kita yang belum bisa membantu secara nyata, cukuplah doa kita semoga mereka menemukan pemecahan masalah yang menguntungkan semua pihak, karena perbedaan itu seharusnya bukan dijadikan alasan untuk berkonflik. Ga ada satupun baik etnis, suku, budaya, bahkan agama sekalipun yang lebih superior dibandingkan dengan yang lainnya, karena semua pasti punya kelebihannya masing-masing, perbedaan itu indah :)
0 Response to "Sekilas Tentang Rohingya"
Post a Comment