Mengenal Lebih Dekat Nuzulul Qur'an

Assaalam,

Hola ganbro n sisbro semua, semoga selalu dalam lindungan serta rahmat Allah SWT dan semoga diberi kelancaran dalam menjalankan ibadah puasanya :)

Alhamdulilah kita masih bisa dipertemukan disini, semoga ada ilmu yang dapat diambil hehe. Berhubung ini udah memasuki ramadhan hari ke 17, maka kali ini gue akan khusus membahas tentang 17 Ramadhan, yap 17 Ramadhan diperingati sebagai malam Nuzulul Qur'an, pasti tau dong gan n sisbro yang muslim?? Yap khotbah khatib semalem biasanya sih ngangkat topik ini biasanya hehe, tapi gapapa ya kali ini kita bahas lagi disini, siapa tau ada yang lupa atau bahkan ga tau sama sekali -____-


Yap Nuzulul yang secara harfiah berarti turunnya Al Qur'an (kitab suci agama Islam) adalah istilah yang merujuk kepada peristiwa penting penurunan wahyu Allah pertama kepada nabi dan rasul terakhir agama Islam yakni Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam. Yap ini adalah peringatan tentang malam turunnya kitab suci umat islam kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril (bukan lia ed*n loh ya). 

Pastinya udah pada tau dong, wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surat Al Alaq ayat 1-5 yang kalau diterjemahin menjadi :
  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan
  2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
  3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
  4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
  5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Saat wahyu ini diturunkan Nabi Muhammad Sallalahu Allaihi Wassalam sedang berada di Gua Hira, ketika tiba-tiba Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu tersebut. Adapun mengenai waktu atau tanggal tepatnya kejadian tersebut, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama, sebagian menyakini peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rabiul Awal pada tanggal 8 atau 18 (tanggal 18 berdasarkan riwayat Ibnu Umar), sebagian lainnya pada bulan Rajab pada tanggal 17 atau 27 menurut riwayat Abu Hurairah, dan lainnya adalah pada bulan Ramadhan pada tanggal 17 (Al-Bara' bin Azib) ,21 (Syekh Al-Mubarakfuriy) dan 24 (Aisyah, Jabir dan Watsilah bin Asqo' ) 

Nah menurut yang gue baca di om wiki, sistematika penyampaian Al-Qur'an kepada nabi Muhammad SAW yaitu dengan cara sebagai berikut :
  1. Malaikat Jibril langsung memasukkan wahyu itu ke dalam hatinya. Dalam hal ini Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam tidak melihat apapun, hanya dia merasa ayat tersebut sudah berada di dalam kalbunya. Mengenai hal ini Nabi mengatakan “Ruhul kudus (istilah lain untuk malaikat Jibril) mewahyukan kedalam kalbuku” [lihat surat (42) Asy Suura:51]
  2. Malaikat menampakkan dirinya kepda Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam berupa seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga dia mengetahui dan hafal kata-kata itu.
  3. Wahyu datang kepada Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam secara tiba-tiba seperti gemerincing lonceng. Cara inilah yang amat berat dirasakan oleh Nabi Sallalahu Allaihi Wassalam. Kadang-kadang pada keningnya berpencaran keringat, meskipun turunya wahyu tersebut saat cuaca yang sangat dingin. Kadang- kadang unta dia terpaksa berhenti dan duduk karena merasa amat berat, bila wahyu tersebut turun ketika dia sedang naik unta.
Lepas dari berapa tanggal sebenarnya, Nuzulul Qur’an dalam arti turunnya Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW secara bertahap atau berangsur-angsur itu memiliki beberapa hikmah sebagai berikut:

1. Meneguhkan hati Rasulullah dan para sahabat

Dakwah Rasulullah pada era makkiyah penuh dengan tribulasi berupa celaan, cemoohan, siksaan, bahkan upaya pembunuhan. Wahyu yang turun secara bertahap dari waktu ke waktu menguatkan hati Rasulullah dalam menapaki jalan yang sulit dan terjal itu.
Ketika kekejaman Quraisy semakin menjadi, Al-Qur’an menyuruh mereka bersabar seraya menceritakan kisah para nabi sebelumnya yang pada akhirnya memperoleh kemenangan dakwah. Maka, seperti yang dijelaskan Syaikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfury dalam Rakhiqul Makhtum, Al-Qur’an menjadi faktor peneguh mengapa kaum muslimin sangat kuat menghadapi cobaan dan tribulasi dakwah dalam periode Makkiyah.
Di era madaniyah, hikmah ini juga terus berlangsung. Ketika hendak menghadapi perang atau kesulitan, Al-Qur’an turun menguatkan Rasulullah dan kaum muslimin generasi pertama.

2. Tantangan dan Mukjizat

Orang-orang musyrik yang berada dalam kesesatan tidak henti-hentinya berupaya melemahkan kaum muslimin. Mereka sering mengajukan pertanyaan yang aneh-aneh dengan maksud melemahkan kaum muslimin.
Pada saat itulah, kaum muslimin ditolong Allah dengan jawaban langsung dari-Nya melalui wahyu yang turun. Selain itu, Al-Qur’an juga menantang langsung orang-orang kafir untuk membuat sesuatu yang semisal dengan Al-Qur’an.
Walaupun Al-Quran turun berangsur-angsur, tidak seluruhnya, toh mereka tidak mampu menjawab tantangan itu. Ini sekaligus menjadi bukti mukjizat Al-Qur’an yang tak tertandingi oleh siapapun.

3. Memudahkan Hafalan dan Pemahamannya

Dengan turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur, maka para kaum muslimin menjadi lebih mudah menghafalkan dan memahaminya. Terlebih, ketika ayat itu turun dengan latar belakang peristiwa tertentu atau yang diistilahkan dengan asbabun nuzul, maka semakin kuatlah pemahaman para sahabat.

4. Relevan dengan Pentahapan Hukum dan Aplikasinya

Sayyid Quthb menyebut para sahabat dengan “Jailul Qur’anil farid” (generasi qur’ani yang unik). Diantara hal yang membedakan mereka dari generasi lainnya adalah sikap mereka terhadap Al-Qur’an. Begitu ayat turun dan memerintahkan sesuatu, mereka langsung mengerjakannya.
Interaksi mereka dengan Al-Qur’an bagaikan para prajurit yang mendengar intruksi komandannya, langsung dikerjakan segera. Diantara hal yang memudahkan bersegeranya para sahabat dalam menjalankan perintah Al-Qur’an adalah karena Al-Qur’an turun secara bertahap.
Perubahan terhadap kebiasaan atau budaya yang mengakar di masyarakat Arab pun dilakukan melalui pentahapan hukum yang memungkinkan dilakukan karena turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur ini.
Misalnya khamr, Ia tidak langsung diharamkan secara mutlak, tetapi melalui pentahapan. Pertama, Al-Qur’an menyebut mudharatnya lebih besar dari manfaatnya (QS. 2 : 219). Kedua, Al-Qur’an melarang orang yang mabuk karena khamr dari shalat (QS. 4 : 43). Dan yang ketiga baru diharamkan secara tegas (QS. 5 : 90-91).

5. Menguatkan bahwa Al-Qur’an benar-benar dari Allah SWT

Ketika Al-Qur’an turun berangsur-angsur dalam kurun lebih dari 22 tahun, kemudian menjadi rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya, terjalin antara satu ayat dengan ayat lainnya bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan pertentangan di dalamnya, semakin menguatkan bahwa Al-Qur’an benar-benar kalam ilahi, Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
Demikianlah, sebagian hikmah Nuzulul Qur’an, diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur kepada Rasulullah SAW. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin. Maraji: : مابحث في علوم القران karya Syaikh Manna Al-Qaththan, رحيق المختوم karya Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury, dan معالم في الطريق karya Sayyid Quthb]

Dan hikmah terbesarnya untuk kita sebagai umat islam adalah Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW yang paling agung bila dibandingkan dengan mukjizat yang lain yang dimiliki oleh para Nabi sebelum nabi Muhammad SAW. Sampai saat ini bahkan sampai hari kiamat nanti, kitab suci umat islam ini masih terjaga keasliannya dan mustahil jika ada satu orangpun yang merubah/memalsukan ayat-ayat Al-Qur’an apalagi menyaingi keindahan kalam-kalam Al-Qur’an. Subhanallah sesuai dengan apa yang dijanjikan Allah SWT bahwa Al-Qur'an ini terjaga keasliannya hingga akhir zaman, Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba-Nya yang beriman. Aamiin.

Al-Qur’an untuk kita umat islam merupakan undang-undang, agar dapat mengontrol dan menjadikannya panduan terhadap segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Didalamnya tertera apa-apa saja yang diperbolehkan, apa-apa saja yang tidak diperbolehkan, apa-apa saja yang dihalalkan dan diharamkan, semua di kupas tuntas melalui kitab suci Al-Qur’an.

Namun tampaknya kita sebagai manusia akhir zaman seakan terlena, kita sering lupa untuk membacanya, bahkan kita terkadang enggan untuk menyentuhnya, nauzubillah. Kita terlena dengan gadget kita, kita terlena oleh tayangan televisi yang bahkan seringkali tidak mendidik, kita lebih suka mendengarkan musik daripada mendengar lantunan ayat suci Nya, lebih senang menghabiskan waktu pergi ke bioskop daripada membaca dan mempelajari Al-quran, bahkan kita seringkali mengolok-olok mereka yang rajin mengaji, rajin shalat, yang rajin mendekatkan diri kepadaNya dengan alasan mereka ga bisa bergaul, ga sesuai zaman, ga kebarat-baratan, padahal sesungguhnya orang yang rajin seperti itulah yang akan beruntung di akhirat kelak.

Mari kita biasakan untuk membaca Al-Qur'an mulai malam ini. Kalau ga sanggup satu Juz, maka satu ayat, apabila ga sanggup pun satu huruf pun gak mengapa untuk awal membiasakan diri. Memang terkadang membiasakan sesuatu yang baik itu sangatlah sulit, tapi coba renungkan lagi, sudah berapa lama sejak kita menyentuh Al-Qur'an terakhir kali? Berapa lama kita asik dengan gadget dibandingkan asik membaca dan mempelajari Al-Qur'an? Gimana Hidup mau berkah dan lurus kalo kunci nya aja kita enggan untuk mendekat dan mempelajarinya. Semoga ini menjadi renungan untuk kita semua, terutama buat gue pribadi, jadi mari yuk kita dekatkan diri kita dengan Al-Qur'an :)





0 Response to "Mengenal Lebih Dekat Nuzulul Qur'an"

Post a Comment

wdcfawqafwef