Emansipasi Menurut Islam

Assalam  ganbro n sisbro semua,

Beberapa hari lalu, tepatnya pada tanggal 21 April, kita se-Indonesia tercinta ini merayakan satu tanggal merah yang kita sebut sebagai hari kartini. Sebelum kebahasan inti, yuk intro sedikit, kita mengenang sedikit kebelakang bagaimana kisah RA. Kartini ini sebetulnya. Kartini lahir dari keluarga bangsawan pada masanya, seorang putri dari  Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang menjabat sebagai Bupati Jepara pada saat itu. Kartini dikenang hingga sekarang karena menjadi sumber inspirasi bagi wanita untuk terus bersinar, seperti buku yang ditulisnya yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Dia seorang yang berpendidikan dan memiliki pemikiran yang visioner karena gemar membaca. Dari membaca itulah ia mulai kagum pada peran wanita-wanita di Eropa sana, karena memiliki hak-hak sebagai manusia seperti belajar dan sebagainya yang pada saat itu tidak ia lihat itu terjadi di negri ini. Wanita di negri ini pada saat itu terkungkung adat, tertindas dan tak berdaya, dipaksa menikah bahkan dengan lelaki yang tidak dikenalnya, mereka ga mendapat pendidikan, jauhlah pokoknya dari peradaban yang maju. Melihat hal ini, Kartini pun tergugah hatinya untuk memberi pencerahan, berjuang demi menjadikan kaum perempuan menjadi terdidik, realisasinya adalah Kartini mendirikan sekolah wanita pada tahun 1912 di Semarang, dan menyebar ke kota-kota disekitarnya.

Tujuan utama dari Kartini sebenarnya adalah kesamaan hak untuk para wanita mendapatkan pendidikan yang layak,dari gelap menuju cahaya, yap ini emansipasi dan its good. Namun tahukah kamu emansipasi yang diinspirasikan oleh Kartini pada saat itu, kini sudah banyak mengalami kemajuan bahkan hingga kebablasan. Musuh-musuh islam melihat hal ini sebagai sasaran empuk untuk menghancurkan islam, ya melalui kata "Emansipasi" mereka menyerang Islam perlahan tapi pasti, mereka menyerang kita melalui ideologi, isu-isu, pendapat, dan doktrin-doktrin bahwa islam tidak menghargai wanita, islam mengurung wanita, Islam mengutamakan laki-laki daripada wanita, dan isu-isu lainnya dimana menurut gue itu berhasil, bahkan gue pernah melihat berita di barat sana sekelompok wanita menuntut persamaan hak dengan lelaki, mereka menuntut wanita diperbolehkan tidak menggunakan pakaian atas atau baju ditempat umum, sama seperti lelaki yang dapat melepas bajunya ditempat umum, sungguh pemikiran yang sangat cerdas bukan? Nauzubillahimindzalik....




Emansipasi berasal dari bahasa latin "emancipatio", yang artinya pembebasan dari tangan kekuasaan. Di zaman romawi dulu, membebaskan seorang anak yang belum dewasa dari kekuasaan orang tua, sama dengan mengangkat hak dan derajatnya. Nah makna dari emansipasi wanita itu sendiri adalah perjuangan dimana para pejuang emansipasi ini menginginkan agar para wanita memperoleh persamaan hak dan kebebasan seperti kaum pria di segala aspek kehidupan. Sengaja gue bold karena ini jadi titik acuan kita selanjutnya, oke next.

Gerakan emansipasi wanita ini sebetulnya tumbuh subur karena mereka memisahkan nilai agama dengan pemikiran-pemikiran yang menyesatkan seperti ideologi, rasionalisme, komunisme, kapitalisme dan isme isme lainnya. Mereka menuntut apa yang dikerjakan lelaki bisa pula dilakukan oleh wanita, intinya kesetaraan gender, tidak memberikan perbedaan perlakuan antara wanita dengan pria. Yang kalo dipikir dengan akal sehat hal ini ga masuk akal, coba bayangin apa mereka mau disamakan dengan pria yang melakukan pekerjaan berat, sebagai contoh pria-pria yang bekerja di bidang konstruksi? contoh lagi apa wanita mau jadi pencari nafkah utama dalam keluarganya sementara sang suami mengurus rumah? dan banyak lagi contohnya.

Gerakan emansipasi yang dihembuskan barat menganggap bahwa pembagian manusia berdasarkan gender, yaitu lelaki dan perempuan dalam peranan sosial adalah suatu tindakan yang tidak adil, mereka merasa dirampas hak nya oleh lelaki, mereka merasa harus sejajar dengan pria malah mungkin lebih jika bisa. Padahal adil itu bukan sama rata, adil itu adalah sesuai porsi nya baik hak dan tanggung jawabnya. Please jangan tertipu sama emansipasi semu yang sebenarnya untuk menghancurkan moral kita secara ga langsung.

Jauh sebelum barat menggembar-gemborkan tentang emansipasi wanita, Islam telah lebih dulu mengangkat derajat wanita dari masa kelam jahiliyah ke masa dimana wanita dimuliakan, tahukah ganbro n sisbro zaman sebelum islam hadir, di arab sana wanita diperlakukan hina, hanya sebagai pemuas nafsu, dipandang rendah oleh kaum pria, bahkan mereka yang melahirkankan anak perempuan akan mengubur hidup-hidup anak perempuan yang tak berdosa tersebut. Barulah setelah islam muncul perlakuan terhadap wanita berubah, karena islam memuliakan wanita, islam tidak membedakan antara wanita dan pria, mari kita lihat ayat dibawah ini :

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin,, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.(Al-Ahzab : 35)”

Dari ayat ini dapat kita lihat dengan jelas, bahwa islam tidak membeda-bedakan antara pria dan wanita, semua sama harkat, derajat dan martabatnya. Islam memberikan hak-hak wanita dengan sempurna, bahkan ketika sisbro sedang haid diperbolehkan untuk tidak shalat bukan, padahal shalat adalah kewajiban utama loh dalam islam.

Islam ga melarang sisbro semua untuk berkarya, mengaktualisasi diri entah dalam bidang apapun itu, selama membawa kebaikan why not? Sekarang ini kita dengan mudahnya menemukan polisi wanita, atlet wanita, bahkan security wanita pun bukan hal sulit lagi untuk ditemui. Namun ini yang perlu digarisbawahi, jangan sampai kebablasan, bagaimanapun kodrat sisbro adalah wanita. Bukan berarti kita men-genderisasi-kan loh ya, tapi semua itu kan ada takarannya masing-masing, ibarat minum obat supaya cepat sembuh maka harus sesuai dosis dan takarannya, kalo berlebihan ya bisa over dosis haha. Memang dijaman yang serba modern ini dan perekonomian yang kian sulit menuntut para sisbro semua untuk bekerja, entah itu untuk menambah penghasilan keluarga ataupun yang lainnya, tapi haruslah diingat bahwa kewajiban mencari nafkah dalam keluarga adalah tanggung jawab suami, sementara tanggung jawab istri yang utama adalah membesarkan dan mengajarkan anak-anaknya, mempersiapkan anak-anaknya untuk menghadapi dunia yang kejam dan banyak tipu daya sehingga menghasilkan generasi yang berpendidikan dan berakhlak yang baik.


“Barangsiapa yang mengerjakan amalan shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan kami beri balasan pula kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl: 97)

Last ga ada yang salah dengan emansipasi kok, selama memiliki tujuan serta dampak yang positif ya harus didukung, tapi inget selalu ada batasan atas apa yang kita lakukan :)




"Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. “
[Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902]






Silahkan bersilaturahmi  :)
Pin : 75E198F6
Email : Andrean.alvarino@yahoo.com
Fb : Andru Alvarino 
 

0 Response to "Emansipasi Menurut Islam"

Post a Comment

wdcfawqafwef